Friday, June 18, 2010

Love is Respect

Sering saya menyesali kenapa tidak membantu sahabat yg dulu di depan mata kepala saya sendiri jelas2 tertekan. Saya kadang juga meminta kpd Allah untuk bs mengulang waktu remaja yg penuh kebodohan untuk kembali dan merubahnya. Dan saya ingin sekali membantu, setidaknya memberi kepercayaan diri kepada sahabat yg mengalami hal yg sama dgn saya di tahun ke 8 pernikahannya sekarang...

Sahabat saya dulu itu cantik, digilai di sekolah, di kampus & lingkungan sekitar, tapi skrg berubah 180 derajat jadi wanita tertutup, kurang percaya diri dan tidak peduli dgn penampilannya lagi. Semula saya membodoh-bodohi dia karena membiarkan dirinya terseret jauh kedalam rayuan laki2. Ini bukan soal seks. Laki2 itu selalu membatasi jadwal pertemuan kami sesama perempuan, memaksa ikut tiap acara keluarganya, sering mempermalukannya di depan umum, menghancurkan kepercayaan dirinya dgn sering memaki & mengatai. Semula saya tidak habis pikir kenapa ia membiarkan saja dirinya terbawa arus negatif itu, bahkan teman saya menganggap bahwa kekangan2 itu, batasan2 itu, pukulan2 itu merupakan sesuatu hal yg romantis, bahkan hal itu dianggapnya sebagai rasa sayang yg berlebihan yg patut dicemburui setiap wanita. Saya kerap menasihati dia, sampai pertanyaan yg siang itu dia ajukan membuat saya terkejut...

Bukankah kamu dulu sama??? bukankah dulu kamu juga diam saja waktu seluruh waktu kamu sepulang sekolah hingga maghrib dipaksa habis untuk bersama dia?? bukankah kamu juga diam saja waktu dia melempari mukamu dgn korek api & rokok saat kamu dianggap salah?? bukankah kamu juga diam saat kepalamu dipukul botol aqua wkt kamu terlambat janjian? bukankah kamu dulu juga diam wkt dia sering pinjam banyak uang tanpa pernah kembali? kamu jg diam saat dia memukuli laki2 yg belajar kelompok denganmu? bukankah dulu kamu juga harus melapor ke dia tiap jam bahkan menit apa yg sedang kamu lakukan dirumah beserta bukti2nya? dan menyeret2mu di depan banyak orang saat dia cemburu?
Aku langsung menangis dan berharap seandainya kakek mengurung ku lebih lama dalam kamarnya untuk melindungiku dari laki2 jahat itu... Tapi wkt itu aku sangat takut untuk tidak menemuinya, takut sesuatu yg sangat menakutkan terjadi jika lebih lama lagi aku tak muncul dihadapannya...

Teman ku yg satu lagi... Kekerasan terjadi setelah mereka menikah, setelah suaminya mengenal perempuan penggoda. Padahal temanku itu cantik bukan kepalang, setiap orang melihatnya pasti lsg menoleh, hatinya juga baik, sholeh, pintar, rajin...
Sampai kami semua berfikir kurang apalagi laki2 ini? sudah punya 1 wanita sempurna yg menghadiahinya 2 anak masih bermain2 juga. Sekarang dia berbeda, badannya kurus kering, matanya layu, ketakutan menggantung di mukanya, rasa percaya dirinya hilang, karena suaminya terus menekannya dgn berbagai cara. Makian, cacian yg tidak sepantasnya sudah jd santapan sehari2 sampai hancur percaya dirinya, hal2 menyedihkan terjadi, bahkan mediasi dgn pengadilan agama sudah dilakukan, namun suaminya tetap keukeuh tidak mau menceraikan meskipun sudah tinggal bersama wanita lain, berfoya2 dgn wanita lain, na'udzubillah... Laki2 itu hanya pulang pergi minta 'jatah' tanpa memberi jatah rizki kepada istrinya, diberikannya hanya pd anak2 mereka dan mengharamkan uang tsb dipakai istrinya, astaghfirullah, na'udzubillah... Dan jika istrinya tidak menaatinya maka ancamannya adalah siap2 kehilangan kedua anaknya untuk dibawa paksa bersama suaminya kesuatu tempat..

Melihat semua kejadian diatas membuatku kembali berpikir, kok begitu bodohnya kita?? kenapa begitu hebat takut kita?? mengapa begitu takluk kita kpd laki2 jahat itu??
Dalam kasus pasangan yg blm menikah, mungkin krn masa remaja adalah masa dimana kita sebenarnya masih sebagai anak2, namun sangat ingin dianggap dewasa, jadi kita mengorbankan diri kita sendiri agar tidak diremehkan orangtua/orang lain dengan tidak bercerita jika sesuatu terjadi, padahal seringkali hal itu membawa bencana..
Bertemanlah dgn anak remaja kita nanti, hingga ia tak sungkan2 & tak takut menceritakan kesusahan apa yg sedang ia alami.. Bantuan dari orang lain sangat sangat diperlukan untuk membantu keluar dari masalah yg kita tak sanggup lagi tangani sendiri... Bisa ke orangtua, kakak, saudara, sahabat atau polisi..
Memang setelah sekian lama memberanikan diri cerita kpd orangtua, terakhir kali aku diseret-seret masuk ke dalam mobilnya saat salah memakai baju yg seharusnya berwarna pink, aku memberanikan diri mendorongnya dan teriak memanggil satpam lalu lari pulang naik taksi. Saat itu aku tertawa2 bahagia dlm taksi, mungkin agak gila, he he, mungkin juga krn lega...

Saat mendengar cerita sama berulang kembali thdp seseorang, kali ini aku berusaha bertindak dan berusaha mengingatkan yg lain: jangan biarkan hal itu terjadi pd orang2 terdekat kita! apalagi thdp diri kita sendiri!!! Ingatlah:

  • Kekerasan terjadi BUKAN salah kamu
  • Kamu TIDAK PATUT mendapat kekerasan (bukan hanya fisik)
  • Kamu TIDAK DAPAT MENGUBAH perilaku kasar/perbuatan kekerasan seseorang
  • Bertahan dengan kekerasan tidak akan menghentikan kekerasan
  • Jika kamu tetap ingin bertahan, buatlah perencanaan yang membuat diri kamu aman dari kekerasan berikutnya
Kenalilah pasanganmu jika dia adalah pelaku kekerasan. Tanda-tanda kalau pasanganmu adalah pelaku kekerasan:
  • Dia sangat cemburu buta kepada mu
  • Ingin tahu keberadaan mu setiap waktu
  • Marah jika kamu menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman
  • Menyalahkan kamu dan orang lain atas kesalahan dirinya
  • Memperlakukan kamu dengan penuh kekerasan, bukan hanya fisik
Apa yang harus kita tahu dari pelaku kekerasan?
  • Dia mencoba mengisolasimu dari keluarga dan teman-teman
  • Dia menyangkal kebiasaannya melakukan kekerasan
  • Dia mengontrol penuh perilakumu
  • Dia menyalahkan korban
  • Dia selalu mengurangi pertemuan kamu dan teman-teman serta keluarga kamu
  • Dia kadangkala minim kepercayaan dirinya
  • Dia kemungkinan besar pernah menyaksikan kekerasan yang dilakukan oleh orang tuanya atau menjadi saksi kekerasan dalam rumah tangga
Jika kamu mengenal seseorang/ponakan/saudara/anak teman/anak sendiri yang telah menjadi korban kekerasan dalam berpacaran bisa berkonsultasi dengan para psikolog di lembaga perempuan di antaranya:
  1. Yayasan Pulih, Telpon: 021-78842580 / 021-9828639, Fax: 021-78842580 - Hotline Konseling: 08881816860
  2. Mitra Perempuan, Telp/fax: 021-8291708 - Hotline: 021-83790010.
  3. Pusat Krisis Terpadu RSCM, Telp: 021-316 2261
kabarnya mereka semua bebas biaya, alhamdulillah...

*sebagian dikutip dari penulis Titiana A.

No comments: